Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam Di Indonesia
A. Bukti- Bukti masuknya Islam ke Nusantara
- Berita Arab yang memberitakan para pedagang Arab telah beraktivitas di nusantara sejak abad ke – 7 masehi .
- Buku “ Jaringan Ulama Nusantara “ oleh Prof . Dr. Azyumardi Asra, di sebutkan bahwa Raja Sriwijaya mengirimkan surat kepada Umar Bin Khatab atas terpilihnya sebagai pemimpin Islam pada abad ke -7 .
- Cerita Ibnu Batutta yang mengunjungi Samudra Pasai tahun 1346 bahwa Samudra Pasai merupakan Kasultanan Islam yang maju dalam perdagangan dan mempunyai Sultan yang baik terhadap rakyatnya .
- Catatan Marcopolo , seorang musafir dari Venesia Italia yang pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M . Ia menceritakan bahwa pada abad XI , agama Islam telah berkembang di Sumatera bagian utara dan di Jawa .
- Catatan Ma Huan , seorang penulis dari Tiongkok yang berlayar bersama Laksama Cheng Ho mengatakan bahwa telah ada sebagian kecil masyarakat Majapahit yang telah memeluk Islam .
- Adanya beberapa batu nisan yang di temukan di Indonesia , mirip bentuknya dengan batu nisan di Gujarat India , di antaranya nisan Fatimah binti Maimun yang di kenal sebagai Putri Leran Gresik tahun 1082 M , nisan Malik Al Saleh dari Samudra Pasai tahun 1297 , dan nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik tahun 1419 M. Serta di temukan batu – batu nisan di makam Troloyo yang berangka tahun 1369 yang di perkirakan pada masa kerajaan Majapahit .
B. Teori – Teori Masuknya Agama Islam ke Nusantara
Mengenai kedatangan Islam di nusantara , terdapat perbedaan pendapat perihal tempat asal kedatangan Islam , pembawa agama Islam dan waktu Islam datang ke nusantara . Perbedaan inilah yang memunculkan teori mengenai masuknya Islam ke nusantara .
1) Teori Gujarat
Menurut teori ini pembawa agama Islam ke nusantara adalah para pedagang dari Gujarat . Mereka masuk ke nusantara sekitar abad ke-13 Masehi atau abad ke-7 H . Teori ini di dukung oleh Snouck Hurgronje ( seorang ahli Islam dari Belanda ) . Hurgronje berpendapat bahwa jauh sebelum Islam masuk ke Indonesia , para pedagang India telah menggunakan jalur laut Indonesia menuju China . Ketika Islam masuk ke India dan banyak pedagang India masuk Islam , merekalah yang menyebarkan Islam ke Indonesia . Di samping itu , ditemukan batu nisan Malik Al Saleh yang bercorak Gujarat yang di mungkinkan di datangkan dari Gujarat atau di buat oleh orang Gujarat yang tinggal di Indonesia .
2) Teori Mekkah ( Arab )
Teori Mekkah berpandangan bahwa agama Islam yang masuk ke nusantara pada abad ke – 7 M dibawa langsung oleh para pedagang Arab . Pendukung teori ini adalah Buya Hamka ( Haji Abdul Malik Karim Amrullah ) dan J.C. van Leur yang di buktikan dengan adanya adanya pemukiman Islam di pantai sebelah barat Sumatera . Teori ini juga menyanggah teori Gujarat karena adanya persamaan madzab antara Samudra Pasai dengan Mekkah yang sama – sama menganut madzab Syafi’i sedangkan daerah Gujarat menganut madzab Hanafi . Selain itu , gelar yang di pakai sultan sultan Pasai memakai gelar al- malik yang banyak di pakai di Mesir saat itu . Sependapat dengan Hamka adalah Anthony H . Johns . Menurutnya proses Islamisasi di nusantara di lakukan oleh para musafir ( Kaum pengembara ) dari Arab .
3) Teori Persia
Menurut teori yang didukung oleh Hoesein Djajadiningrat , bahwa Islam masuk ke nusantara di bawa oleh pedagang dari Persia ( Iran sekarang ) . Hal ini didasarkan adanya persamaan budaya dan tradisi antara Persia dan Indonesia . Seperti perayaan kematian Husein bin Ali ( cucu nabi Muhammad SAW ) yang di peringati setiap 10 Muharram atau Asyuro di Persia . Juga di peringati di beberapa daerah di Indonesia seperti upacara tabot atau tabuik di Sumatera Barat dan Bengkulu . Tradisi yang sama yaitu adanya persamaan ajaran sufi yang di anut oleh Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan sufi Iran beraliran Al Hallaj .
Dari ketiga teori di atas pada umumnya orang menerima bahwa Islam masuk ke nusantara pada abad ke – 7 M dan berkembang abad ke – 13 M . Pada masa ini , kerajaan – kerajaan yang bercorak Hindu Budha mulai melemah seiring berdirinya dan berkembangnya kerajaan – kerajaan Islam .
C. Saluran – Saluran Penyebaran Islam di Nusantara
Masuknya agama dan budaya Islam ke nusantara pada umumnya berjalan dengan damai tanpa paksaan dan peperangan . Masyarakat nusantara seperti raja , bangsawan dan rakyat biasa menyambut baik kedatangan Islam . Hal ini di dukung adanya beberapa faktor , di antaranya :
- Sayarat bagi seseorang yang masuk agama Islam sangat mudah , hanya mengucapkan dua kalimat syahadat
- Upacara keagamaan dalam Islam lebih sederhana , tidak rumit dan tidak memerlukan biaya besar .
- Islam tidak mengenal sistem kasta sehingga mudah di terima oleh kalangan masyarakat terutama golongan / kasta sudra
Penyebaran Islam yang di lakukan secara damai ini di sesuaikan dengan adat dan budaya yang sudah berkembang sebelumnya dan melalui beberapa saluran seperti perdagangan , perkawinan , pendidikan , ajaran tasawuf , kesenian dan politik .
1. Saluran Perdagangan
Pada abad ke -7 sampai abad ke -16 perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai . Hal ini tidak terlepas dari letak Indonesia yang sangat strategis yang dilalui oleh para pedagang di seluruh dunia termasuk para pedagang muslim . Mereka banyak bermukim di daerah dekat pantai seperti pesisir pantai Jawa dan Sumatera yang penduduknya masih menganut agama Hindu Budha . Awalnya para pedagang Islam hanya singgah untuk urusan bongkar muat dan manambah perbekalan . Tetapi adanya angin setiap enam bulan sekali memaksa para pedagang untuk singgah lebih lama sambil menunggu angin barat dan timur . Dalam proses menunggu tersebut , terjalin kontak dengan para adipati wilayah pesisir , dan perlahan – lahan masuk lingkungan dan keluarga istana mulai memeluk agama Islam yang diikuti rakyatnya dan dari sini Islam berkembang luas ke nusantara . Hal ini pula yang menjelaskan mengapa banyak kasultanan Islam berawal dari pesisir pantai .
2. Saluran Perkawinan
Selain melalui perdagangan , tidak kalah efektif adalah saluran perkawinan dalam penyebaran Islam . Para pedagang Islam yang di nilai terpandang oleh masyarakat pribumi , banyak yang menikahi perempuan pribumi baik dari kalangan biasa maupun kalangan bangsawan . Sebelum menikah , sang gadis harus memeluk agama Islam terlebih dahulu . Dari sinilah muncul keluarga dan lingkungan Islam yang berkembang menjadi kampung dan bahkan kerajaan bercorak Islam . Perkawinan dengan anak bangsawan membawa dampak dalam perkembangan Islam . Banyak anggota istana yang kemudian memeluk Islam sehingga kerajaan yang bercorak Hindu Budha menjadi kerajaan yang bercorak Islam . Contohnya adalah pernikahan antara Raja Brawijaya V ( Raja Majapahit ) dengan Putri Campa ( seorang muslim keturunan dari Tiongkok ) . Selain itu ada pula pernikahan antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Gede Manila .
3. Saluran Pendidikan
Proses penyebaran Islam juga dilakukan melalui saluran pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren oleh para kyai , ulama atau mubaligh . Dalam pondok pesantren terdapat para anak muda ( santri ) dari berbagai daerah yang belajar agama Islam dan ilmu ilmu lain yang bermanfaat . Setelah dirasa cukup ilmunya , para santri pulang ke daerah masing masing untuk berdakwah tentang ajaran Islam . Melalui saluran pendidikan ini ajaran Islam dapat menjangkau daerah – daerah terpencil sehingga semakin luas menjangkau ke pedalaman . Pondok pesantren merupakan sistem pendidikan yang tertua di Indonesia yang masih ada dan di pertahankan sampai sekarang . Beberapa pondok pesantren yang didirikan paling awal di nusantara di antaranya adalah pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya dan pesantren Giri di Surabaya oleh Sunan Giri yang terkenal hingga ke Maluku . Peran Kyai juga sangat strategis dalam penyebaran Islam terutama dalam lingkup istana kerajaan . Raja beserta keluarga bangsawan , biasanya juga mendatangkan kyai atau ulama sebagai penasehat dan guru spiritual mereka .
4. Saluran Tasawuf
Tasawuf merupakan saluran yang cukup penting dalam proses Islamisasi di Indonesia . Kata tasawuf berasal dari kata suf yang berarti kain wol dari bulu domba karena ahli tasawuf biasanya memaki jubah yang menjalankan kehidupan mistik atau yang disebut sufi . Ajaran tasawuf diperkirakan masuk abad ke -13 dan berkembang abad ke -17 . Para pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan kebajikan untuk tetap memelihara unsur – unsur lama dalam masyarakat yang di warnai oleh ajaran Islam . Hal ini dapat di buktikan pada islamisasi di Jawa dan Sumatera . Para ahli Tasawuf mampu mengemas islam dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh masyarakat Indonesia, sehingga relatif tidak menimbulkan pertentangan antara Islam dengan yang sudah ada sebelumnya .
5. Saluran kesenian
Penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui kesenian seperti seni musik , seni ukir / pahat , seni sastra dan seni pertunjukan . Dan saluran kesenian yang sangat di minati masyarakat adalah seni pertunjukan wayang yang dilakukan Sunan Kalijaga yang di iringi dengan gamelan . Dalam pertunjukan wayang mengambil cerita dari agama Hindu yaitu kisah Mahabarata dan Ramayana . Dalam cerita ini terkadang di sisipkan ajaran dan tokoh – tokoh Islam seperti senjata kalimasada yang di hubungkan dengan kalimat syahadat . Sehingga di sini terjadi akulturasi , kesenian yang lama ( Hindu ) tidak di hilang bahkan terus berkembang dengan budaya baru ( Islam ) .
6. Saluran Politik
Salah satu saluran yang di gunakan dalam persebaran agama Islam adalah melalui pendekatan politik , yaitu mengislamkan raja terlebih dahulu yang kemudian rakyatnya akan mengikuti raja untuk memeluk Islam . Pengaruh politik raja sangat berpengaruh terhadap penyebaran agama Islam .
Jika kerajaan – kerajaan Islam mampu menaklukan kerajaan yang masih bercorak Hindu Budha maka dapat menarik penduduk kerajaan yang di taklukkan untuk memeluk agama Islam .
C. Pengaruh Kebudayaan Islam terhadap kehidupan masyarakat Indonesia
Berdasarkan sumber dan bukti yang ada , Agama Islam mulai masuk dan berkembang mulai abad ke -7 M hingga abad ke-13 M seiring dengan ramaianya perdagangan Timur Tengah dengan China . Agama Islam mudah di terima dan berkembang karena masyarakat Indonesia bersifat terbuka menerima budaya asing sehingga memungkinkan terjadinya interaksi dengan budaya Islam . Perkembangan agama dan budaya Islam pun dengan cepat sampai ke pelosok nusantara . Pengaruh agama dan budaya Islam dalam kehidupan masayarakat Indonesia , di antaranya :
a. Bidang Politik
Perkembangan Islam di Indonesia seiring dengan melemahnya kerajaan – kerajaan Hindu Budha . Lambat laun peran kerajaan Hindu Budha pun diganti dengan munculnya kerajaan – kerajaan yang bercorak Islam . Sistem pemerintahanpun mengalami perubahan . Pada masa Islam , gelar raja di ganti dengan Sultan , kerajaan pun berubah menjadi kesultanan . Konsep dewaraja yang berarti di sembah atau di hormati pada masa Hindu , diganti dengan kalifatullah yang berarti wakil Tuhan .
b. Bidang Sosial
1) Tradisi dan Upacara
Sebelum Islam masuk ke nusantara , masyarakat telah memiliki budaya sendiri yaitu animisme dan dinamisme serta Hindu Budha . Penyebaran agama dan budaya Islampun tidak menghilangkan budaya sebelumnya bahkan terjadi akulturasi . Tradisi yang berkembang dalam masyarakat tetap terjaga seperti peringatan kematian seseorang yang di adakan dengan selamatan ( tahlilan ) mulai nelong dino ( 3 hari ) , pitung dino ( tujuh hari ) , matang puluh ( 40 hari ) , nyatos ( 100 hari ) , mendak pisan ( satu tahun ), mendak pindo ( dua tahun ) dan nyewu ( 1000 hari ) . Dalam peringatan hari hari besar agama Islam di adakan perayaan upacara . Peringatan Maulud Nabi , Idul Fitri dan Idul Adha diadakan upacara yang bernama gerebeg . Gerebeg adalah bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan mempersembahkan gunungan disusun dari hasil bumi yang di arak keliling kemudian masyarakat berebut isi gunungan tersebut . Upacara ini di lakukan secara turun temurun terutama di daerah Surakarta dan Yogyakarta .
![]() |
Sumber : http://sojomerto.desa.id/2018/12/21/tradisi-tahlilan-di-malam-jumat/
Gambar : Tradisi Tahlilan |
2) Seni Pertunjukan
Salah satu bentuk penyebaran Islam dalam masyarakat yaitu di adakannya pertunjukan wayang . Wayang berasal dari bahasa Jawa yang berarti bayangan dengan memainkan sebuah boneka . Pada masa Islam , cerita wayang di ambil dari kisah Ramayana atau Mahabarata yang telah di padukan dengan nilai – nilai Islam . Sekarang wayang telah di tetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai dalam Seni Bertutur . Selain wayang , tarian juga muncul sebagai seni pertunjukan dalam masyarakat . Seni tari pada masa Islam mengalami perkembangan , baik dari gerakan atau musiknya dan cukup menarik perhatian masyarakat . Contoh tari yang berkembang pada masa Islam adalah tari Saman , tari Seudati dari Aceh dan tari Srimpi dari Jawa . Selain wayang dan tari , terdapat pula pertunjukan permainan seperti permainan Debus di Banten . Debus adalah pertunjukan dengan menusukkan benda benda tajam ke tubuh tanpa meninggalkan luka dan mengeluarkan darah .
![]() |
Sumber : https://historia.id/kuno/articles/menguliti-muasal-pertunjukan-wayang-kulit-P1RdK/page/1
Gambar : Pertunjukan Wayang |
c. Bidang Budaya
1) Seni Arsitektur
Pengaruh budaya Islam dalam seni arsitektur dapat dilihat pada bangunan Masjid , Keraton dan makam . Bangunan – bangunan ini telah menunjukkan adanya perpaduan / akulturasi dengan budaya sebelumnya . Masjid sebagai tempat beribadah bagi umat Islam mempunyai bentuk yang tidak meninggalkan budaya Hindu Budha . Masjid – masjid kuno di Indonesia biasanya mempunyai ciri – ciri di antaranya beratap tumpang dengan jumlah ganjil , terdapat serambi di depan atau samping masjid , ada kolam atau parit dan berbentuk bujur sangkar . Contoh masjid – masjid peninggalan Islam yang masih berdiri saat ini yaitu Masjid Agung Demak , Masjid Raya Baiturrahman Aceh , Masjid Sultan Ternate , Masjid Agung Banten , Masjid Kotagede dan sebagainya . Selain masjid , peninggalan Islam dalam bentuk bangunan lainnya adalah keraton . Keraton merupakan tempat tinggal para sultan dan keluarganya . Bangunan keraton biasanya berdiri dekat alun – alaun , di kelilingi tembok tinggi dan parit karena juga berfungsi sebagai benteng pertahanan . Beberapa keraton peninggalan Islam di antaranya Keraton Kasultanan Yogyakarta , keraton Kasunanan Suarakarta , keraton Kasultanan Ternate dan keraton Kasultanan Cirebon . Seni arsitektur lain pada masa Islam adalah makam . Makam – makam kuno biasanya berada di di atas bukit , terbuat dari batu yang di sebut kijing , berbentuk persegi panjang dengan arah lintang utara selatan . Contohnya adalah makam Sultan Malik Al Saleh di Aceh , makam Fatimah binti Maimun di Gresik serta makam Sultan – sultan Mataram di Imogiri .
2) Seni Sastera
Perkembangan seni sastera pada masa Islam telah mendapat pengaruh dari Arab dan Persia . Beberapa karya sastera pada masa Islam di antaranya Hikayat , Babad dan Suluk . Hikayat adalah karya sastera yang berisi cerita sejarah atau dongeng tentang berbagai peristiwa ajaib , menarik dan tak masuk akal . Contohnya : Hikayat Panji Semirang , Hikayat Bayan Budiman dan Hikayat Hang Tuah . Adapula hikayat yang mendapat pengaruh Hindu Budha seperti Hikayat Pendawa Lima , Hikayat Sri Rama dan Hikayat Perang Pandawa Jaya. Selain hikayat adalah Babad yang biasanya berisi cerita sejarah tetapi tidak selalu berdasarkan fakta . Sebagai contoh adalah babad Tanah Jawa , Babad Cirebon dan Babad Mataram . Karya sastera lain yang berkembang pada masa Islam di namakan Suluk . Suluk adalah kitab – kitab yang berisi ajaran – ajaran tasawuf ( kegaiban ) . Contohnya , Suluk Wujil yakni wejangan Sunan Bonang kepada Wujil , seorang bekas abdi kerajaan Majapahit , Suluk Sukarsa yang mengisahkan perjalanan hidup Ki Sukarsa dalam mencari ilmu untuk kesempurnaan hidup dan Suluk Malang Sumirang berisi penghormatan seseorang yang telah mencapai kesempurnaan dan menyatu dengan Tuhan .
3) Seni Kaligrafi dan Aksara
Berkembangnya seni kaligrafi seiring dengan berkembangnya seni ukir atau pahat . Seni kaligarfi adalah seni melukis indah . Dan biasanya seni kaligarfi ini di tuangkan pada bangunan masjid . Pada pintu atau mimbar masjid ada seni kaligrafi dalam bentuk ukiran atau pahatan . Hal ini dapat di lihat pada hiasan Masjid Mantingan di kota Jepara . Seni kaligrafi mempunyai pola gambar yang beragam seperti bunga , daun daunan dan pemandangan . Dalam bidang aksara atau tulisan , pengaruh Islam bercampur dengan tradisi lokal . Percampuran ini biasanya menggunakan bahasa setempat tetapi aksaranya menggunakan huruf Arab . Seperti Akasara Pegon , memakai aksara Arab di gunakan untuk menulis bahasa Sunda atau Jawa .
4) Sistem Kalender
Pada masa kerajaan Hindu Budha , sistem penanggalan yang di gunakan dalam masyarakat adalah kalender Saka yang berdasarkan peredaran matahari . Tetapi ketika Islam masuk , Sultan Agung dari kesultanan Mataram , menciptakan sebuah penanggalan Jawa yang menggunakan tahun Saka ( Hindu ) , berdasarkan peredaran bulan ( Islam ) . Walaupun sama sama menggunkanan peredaran bulan , terdapat perbedaan antara kalender Jawa dan Islam . Seperti penggunaan hari , dalam kalender Jawa menggunakan Pahing , Pon , Wage , Kliwon dan Legi . Sedangkan penghitungan hari dalam kalender Islam sama dengan kalender Masehi memakai tujuh hari . Perubahan nama nama bulan juga dilakukan seperti Muharram di ganti Sura , dan Ramadhan di ganti Pasa .
Ditulis oleh : Mulyadi Wibowo, S.Pd
Gabung dalam percakapan