MGMP Sejarah Kota Semarang Gelar Pertemuan Penguatan Pembelajaran Mendalam

Semarang, 2 Oktober 2025 – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah Kota Semarang melaksanakan pertemuan dengan tema Penguatan Pembelajaran Mendalam pada Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1 Semarang. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Etik Mahareni DP., M.Hum., guru SMA Kolese Loyola Semarang.

Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari implementasi pembelajaran mendalam pada Kurikulum Merdeka, khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Dalam pemaparan materi, Etik Mahareni menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka telah memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan. Selanjutnya, pembelajaran mendalam atau deep learning diperlukan untuk membawa siswa belajar secara lebih bermakna, relevan, dan kontekstual.

Salah satu hal yang ditekankan adalah pentingnya guru sejarah memiliki growth mindset dalam mengembangkan pembelajaran. Pola pikir kaku, berpusat pada guru, dan hanya menekankan hafalan dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman. Guru didorong untuk menghadirkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kreatif, dan mampu menarik minat belajar.

Dalam konsep deep learning, pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hafalan, tetapi juga diarahkan untuk membangun keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, kreativitas, komunikasi, kewarganegaraan, dan karakter. Guru diharapkan mampu menciptakan pengalaman belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.

Sebagai contoh praktik, Etik Mahareni memaparkan model pembelajaran sejarah dengan pendekatan problem based learning pada materi Ilmu Sejarah dan Historiografi. Siswa ditugaskan memecahkan permasalahan terkait asal usul nama daerah atau organisasi dalam tiga tahap, yaitu memahami, mengaplikasikan, dan merefleksi.

Kegiatan ini juga mendapat perhatian dari guru-guru sejarah di Kota Semarang yang antusias terhadap penerapan pembelajaran mendalam di kelas. Bapak Kusno selaku pembina MGMP Sejarah Kota Semarang memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia menegaskan pentingnya mengubah pandangan bahwa sejarah adalah mata pelajaran yang membosankan, serta menjadikan pembelajaran mendalam sebagai momentum untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap sejarah.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan guru sejarah semakin siap menghadirkan pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, dan mendalam sesuai perkembangan zaman.