Museum Kota Lama Semarang: Menyelami Jejak Arkeologi dan Sejarah Kota Atlas
Museum Kota Lama Semarang berdiri di atas situs arkeologi eks depo lokomotif Stasiun Jurnatan yang ditemukan pada tahun 2018. Temuan ini menjadi titik awal gagasan pembangunan museum yang kini menjadi pusat edukasi sejarah dan arkeologi di kawasan Kota Lama. Awalnya, area ini direncanakan sebagai taman terbuka, namun rencana tersebut berubah setelah ditemukan struktur bata kuno peninggalan Maskapai Semarang–Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), perusahaan kereta api yang beroperasi antara tahun 1879 hingga 1959.
Penemuan ini menjadi momentum penting dalam upaya pelestarian warisan sejarah Semarang. Pemerintah kota bersama para arkeolog kemudian merancang sebuah museum yang tidak hanya melindungi tinggalan situs, tetapi juga menyajikan kisah panjang perjalanan kota dari masa ke masa. Sejak diresmikan pada tahun 2022, Museum Kota Lama menjadi titik temu antara penelitian arkeologi, sejarah kolonial, dan budaya lokal yang berkembang di kawasan pesisir utara Jawa.
Selain menampilkan sisa struktur asli depo lokomotif, museum ini juga memamerkan berbagai koleksi hasil penggalian arkeologi di kawasan Bubakan dan Kota Lama. Koleksi tersebut meliputi fragmen keramik, tembikar, tulang hewan, botol kaca, peralatan kantor kolonial, hingga benda-benda perkeretaapian. Semua koleksi disusun secara kronologis, menggambarkan perkembangan Kota Semarang dari masa pra-benteng, era benteng kota, hingga masa pasca-benteng yang menandai peralihan menuju kota modern.
Menyusuri Ruang Pamer dan Cerita Kota Semarang
Begitu memasuki area museum, pengunjung langsung diajak menyelami sejarah awal Kota Semarang. Di ruang pertama, terdapat replika perahu yang menggambarkan aktivitas perdagangan melalui sungai, mengingat bahwa Semarang berkembang pesat sebagai kota pelabuhan pada masa lampau. Narasi audio-visual di ruang ini memperlihatkan bagaimana sungai menjadi urat nadi kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat pesisir.
Ruang berikutnya menghadirkan perjalanan waktu melalui linimasa digital dan panel narasi sejarah yang menampilkan transformasi Semarang dari era kerajaan tradisional seperti Kerajaan Demak dan Kesultanan Mataram, hingga masa kolonial Belanda. Pada masa ini, kawasan pesisir Semarang berkembang menjadi pusat aktivitas perdagangan dan pemerintahan yang strategis. Salah satu bagian paling menarik adalah penampilan struktur benteng berbentuk mata panah yang disebut Bastion Dipta Dipa, peninggalan sistem pertahanan Belanda yang dahulu melindungi kota dari serangan luar.
Di bagian tengah museum terdapat area utama yang menampilkan struktur bata asli bekas depo lokomotif SJS. Struktur berukuran sekitar 5,15 x 3,35 meter dengan tinggi 1,7 meter ini dipertahankan secara in situ dan dilapisi kaca tempered agar pengunjung dapat melihatnya secara langsung. Struktur ini menjadi bukti nyata aktivitas perkeretaapian kolonial yang pernah menghubungkan Semarang dengan daerah-daerah penting di Jawa Tengah. Di bagian akhir ruang pamer, ditampilkan pula replika lokomotif trem uap yang melambangkan kemajuan teknologi transportasi pada masa Hindia Belanda.
Ruang Edukasi dan Pelestarian Warisan Kota Lama
Museum Kota Lama Semarang tidak sekadar menjadi tempat penyimpanan benda-benda kuno, tetapi juga berfungsi sebagai ruang edukatif yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Melalui pendekatan pameran yang imersif dan narasi sejarah yang terstruktur, museum ini berperan dalam memperkenalkan identitas Kota Semarang sebagai kota maritim, kota kolonial, sekaligus kota modern yang tumbuh dari proses panjang sejarah.
Selain sebagai sarana pembelajaran publik, keberadaan museum juga berperan penting dalam pelestarian situs arkeologi. Struktur bata kuno, fragmen tembikar, hingga artefak kolonial yang tersimpan di dalamnya menjadi bukti konkret bahwa Kota Semarang memiliki lapisan sejarah yang kompleks. Museum ini menjadi saksi perjalanan kota dari masa kejayaan perdagangan, masa kolonial, hingga era pembangunan modern pasca kemerdekaan.
Dengan perpaduan antara riset arkeologi, penataan ruang pamer yang kontekstual, dan pendekatan interpretatif terhadap sejarah perkotaan, Museum Kota Lama Semarang hadir sebagai simbol pelestarian memori kolektif masyarakat. Di tempat ini, sejarah tidak hanya dipelajari, tetapi juga dihidupkan kembali sebagai bagian dari identitas Semarang yang terus berkembang.

Gabung dalam percakapan